Senin, 09 September 2013

Alinea 2

I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG : alinea II
Penjelasan 
Alinea II
Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap lembar jawaban siswa, bentuk kesalahan yang dijumpai adalah:
1. salah menterjemahkan soal ke dalam bentuk matematis.
2.  salah melakukan operais hitung.
Kesalahan terbanyak adalah kesalahan yang menyangkut menterjemahkan soal, sebnayak 65% siswa yang pernah mengalami kesalahan ini. Dan berdasarkan pemeriksaan dengan cermat terhadap soal- soal ulangan; ternyata soal tergolong bagus, artinya soal telah dibuat dngan bahasa yang mudah dimengerti dan ridak bermakna ganda. Untuk lebih meyakinkan bahwa kesalahan terbanyak adalah kesalahan menterjemahkan soal, kemudian dilakukan diagnosis dengan cara membuat dua tes. Tes pertama adalah tes soal cerita. Tes kedua adalah tes tanpa cerita, yaitu tes yang langsung meminta siswa melakukan operasi hitung yang angkanya hampir sama dengan tes yang ada pada tes pertama. Jadi jika tes pertama diterjemahkan dengan benar oleh siswa, akan diperoleh angka yang serupa dan operasi hitung yang sama dengan tes yang kedua. Diperoleh hasil tes sebagai berikut: 62% siswa yang salah pada soal tes pertama tetapi benar pada soal tes kedua. Hal ini menunjukkan bahwa pada umumnya kegagalan pada soal cerita diakibatkan oleh ketidakmampuan menterjemahkan soal ke dalam bentuk matematis. Perenungan terhadap proses pembelajaran yang selama ini dilakukan, dan berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa siswa dan guru yang sulit ditangkap oleh siswa, siswa tidak mau bertanya, dan guru kurang mampu menggerakkan siswa supaya bertanya.
Pada alinea II diuraikan: analisis terhadap masalah yang telah teridentifikasi pada alinea I. Analisis dilakukan dengan tujuan mencari penyebab timbulnya masalah. Caranya: mengkaji ulang dokumen lembar pekerjaan siswa, daftar nilai, dan soal ulangan. Boleh juga dokumen lain, tergantung masalah yang diidentifikasi (misalnya, jika yang teridentifikasi adalah motivasi belajar, maka yang perlu dilihat adalah dokumen catatan harian tentang respon siswa dalam pembelajaran). Hasil analisis dipaparkan secara lengkap tapi singkat, dan datanya disajikan pada lampiran. Untuk mempertajam analisis, dapat dilakukan diagnosis dengan terencana dan cermat. Pada proposal ini, diagnosis menggunakan dua tes tanpa cerita, yaitu tes yang langsung meminta siswa melakukan operasi hitung yang angkanya hampir sama tapi operasinya sama dengan yang ada pada tes pertama. Jadi, yang dilakukan pada tahap analisis ini adalah:
 1. menganalisis lembar jawaban siswa.
2. Menganalisis daftar nilai ulangan siswa.
3. Menganalisis lembar soal-soal ulangan.
4. Mendiagnosis kesalahan jawaban siswa dengan soal yang terencana untuk keperluan diagnosis.
5. Menganalisis hasil renungan (refleksi) dan hasil wawancara dengan siswa dan guru lainnya.
Catatan:
Masalah yang akan dipecahkan bukan hasil kajian akademik (teoritik) atau hasil kajian empiris terdahulu. Tetapi masalah nyata pembelajaran yang dialami guru yang  bersangkutan di kelasnya sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar